Ada orang yang mengandalkan kereta perangnya, ada pula yang mengandalkan kudanya. Tetapi kita mengandalkan kuasa TUHAN, Allah kita. Mazmur 20:7 (BIS)
Marilah kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. Ibrani 12 : 1-2
Saat ini, bukan hal aneh ketika orang suka memamerkan kebolehannya, agar dilihat dan dikagumi oleh orang lain. Tidak jarang media sosial saat ini dipakai menjadi tempat orangorang guna mendapatkan pengakuan akan kehebatan, kuasa dan kemampuannya. Ya, kita sadar, bahwa dunia sedang menyenangi popularitas, dan sebisa mungkin melakukan berbagai hal, guna menarik perhatian dunia, akan apa yang ia tonjolkan. Adu kekuatan, adu kemampuan, adu kebolehan, pamer pengikut, mendapat sebanyak mungkin viewers adalah cara baru masa kini, menujukkan diri. Walaupun tidak semua orang berbuat begitu, tetapi hampir sebagian populasi dunia sedang berlomba unjuk diri, pamer gigi, dan kebolehannya.
Daud melihat sendiri bagaimana musuh-musuh Israel menyerang dan memerangi mereka dengan menggunakan kereta dan kuda (Mzm. 20). Kekuatan pasukan perang musuhmusuh Israel, diukur dengan megah dan banyaknya kereta perang dan kuda yang menyertai. Daud melihat betapa gagahnya mereka berdiri dan sombongnya mereka menantang, sambil mengisyaratkan kemenangan karena perlengkapan perang yang memadai. Tetapi Daud mengimani, bahwa ia diurapi menjadi Raja Israel, dan Allah Israel akan memberi kemenangan atas umat-Nya. Kekuatan Israel bukan pada kuda dan kereta perang, tetapi hanya karena mengandalkan kuasa Allah saja (ay.8). Inilah ungkapan hati Daud, yang menguatkan bangsa Israel tatkala mereka harus terlibat dalam peperangan dengan bangsa-bangsa lain, musuh yang menyerang. Kemenangan Daud dan Israel diperoleh hanya karena kuasa Allah.
Hidup kita dipenuhi dengan pilihan, peperangan dan perlombaan. Saat zaman semakin maju bahaya kesombongan diri semakin mengancam. Banyak orang akan menganggap dirinya mampu, menganggap bahwa karena ia sendirilah segala sesuatu diperolehnya. Saat umat Tuhan dikelilingi oleh godaan ini, dan meskipun secara pengetahuan dan keterampilan kita mampu bersaing dengan dunia, Allah tetap menginginkan kita untuk rendah hati di hadapan-Nya. Tidak ada seorangpun mampu bertahan dengan pengandalan diri sendiri. Firman-Nya dalam Ibrani 12 mengajak kita untuk mengarahkan mata hanya kepada Yesus, satu-satunya andalan kita. Segala hormat hanya bagi Dia, sebab kita pengikut-Nya. Saat dunia mengajak kita berlomba mencari simpati manusia, Allah mengajak kita untuk mengarahkan fokus hanya kepada jalanNya. Saat orang-orang di sekitar kita sibuk berbangga dengan jumlah pengikut-Nya, marilah kita berbangga dengan pengandalan kita pada-Nya. Sebab tiada lain andalan kita, bukan harta dunia, bukan sorak manusia, bukan gempita kuasa, tetapi kuasa Allah Sang Pencipta Semesta. (TW)
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 10: 1–6; Lukas 13: 31–35
Doa: Hanya Engkau andalan kami ya, Tuhan, hanya Engkau sumber kemenangan kami. Amin.