Datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Bilangan 21: 7
Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu. Yudas 22
Ada satu ungkapan yang diucapkan oleh orang –orang Bali begini: “Nak angkihan baan nyilih, buin pidan ja Ida lakar ngambil angkihane ento uli padewekan iragane, pedas ditu iraga lakar mati (karena nafas adalah pinjaman, kapanpun nafas itu akan diambil dari tubuh kita oleh Tuhan, pasti saat itu kita akan mati).“ Apa yang diucapankan itu selaras dengan apa yang dikatakan oleh pemazmur yang mengatakan bahwa “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu”. Ini adalah sikap hidup yang rendah hati yang mau mengakui bahwa nafas hidup kita ini bukan milik kita sendiri. Ini adalah sikap iman yang mau mengakui bahwa nafas hidup kita adalah pemberian/hak Tuhan.
Pemahaman atau pengakuan iman ini mempunyai konsekwensi yang logis bahwa kita harus memelihara hidup ini dengan sikap hidup yang berketaatan kepada Tuhan sang pemberi hidup ini. Kita menjalani hari-hari kedepan dengan hidup yang tetap percaya kepada Tuhan dengan melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan. Hidup yang tidak taat melakukan perintah Tuhan adalah hidup dalam penyangkalan kepada Tuhan sebagai pemberi hidup. Dampak dari ketidak taatan adalah sebuah penghukuman seperti yang dialami oleh bangsa Israel ketika berjalan mengelilingi tanah Edom. Di tanah Edom bangsa itu telah menuduh Musa akan membunuhnya melalui sarana kelaparan. Sikap ini adalah sikap ketidak percayaan bangsa Israel akan Tuhan pemilik kehidupan. Karena itulah Tuhan menyuruh ular-ular tedung memanggut mereka sampai mati. Ketika bangsa Israel sadar akan kesalahannya, Musa menolong membangun keparcayaan mereka kembali kepada Tuhan dengan berdoa sesuai permintaan mereka. Itulah juga yang diminta oleh Yudas agar jemaat menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu. Jemaat kiranya saling menguatkan iman dalam menghadapi ajaran dan prilaku yang dapat menggoyahkan iman percayanya kepada Tuhan.
Dalam perjalanan kita di tahun 2021 tidak sedikit tantangan dan kesulitan yang menantang iman kita. Karena pimpinan Tuhan kita tidak goyah dalam percaya kita. Perjalanan di tahun 2022 ke depan, kita tidak bermimpi bahwa tidak ada persoalan yang bisa menggoyahkan percaya kita kepada Tuhan. Oleh sebab itu mintalah kepada Tuhan melalui doa agar kita tetap berani menaruh percaya kepada Tuhan yang memiliki, yang menentukan dan mengatur hidup kita. Amin. (PR)
Bacaan Alkitab: Roma 8: 31b–39; Pengkotbah 3: 1– 15; Mazmur: 46
Doa: Ya Tuhan, peganglah tangan kami dalam menjalani tahun yang baru (2022), dan tolonglah kami agar tetap percaya kepadaMu di dalam segala keadaan.