Sesungguhnya, hanya pada TUHAN, Allah kita, ada keselamatan Israel! Yeremia 3: 23
Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-muridNya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Matius 15: 35-36
Ada sebuah ungkapan menarik yang mengatakan, “saat lapar ia berteriak kepada Tuhan, namun saat ia kenyang, ia ketiduran dan lupa Tuhan”. Entah apa yang dimaksud dalam ungkapan ini, tetapi memang begitulah sifat manusia. Ia mengingat Tuhannya saat ia perlu dan terdesak, tetapi dengan cepat melupakannya, saat ia berada dalam suasana aman dan nyaman. Tetapi kritik masa kini, justru memberi gambaran baru, bahwa manusia saat ini, justru tidak lagi mencari Tuhan saat ia dalam bahaya dan tekanan. Malah, akan timbul sesuatu yang baru, bisa jadi pengetahuan baru, atau alat keselamatan baru yang mempromosikan jaminan manusia terhindar dan dari jerat bahaya.
Ungkapan yang sama, juga disampaikan oleh nabi Yeremia kepada Israel. Yeremia mengajak umat Tuhan untuk menyadari kesalahan mereka, sebab Allah yang telah menyelamatkan dan memberi mereka berkat, justru dilupakan (Yer. 3). Bangsa Israel melakukan tindakan yang fatal, dengan mendirikan bukit pengorbanan bagi Baal, dan mempersempahkan korban bagi illah lain. Mereka tidak menyadari bahwa keselamatan yang sesungguhnya hanya pada Tuhan, Allah Israel, yang telah membawa mereka keluar dari Mesir (ay.23). Yeremia mau mengajak umat Allah bertobat, dan mengingat serta berbalik kembali pada Tuhan. Sebab, tidak ada satupun dari patung dan dewa sesembahan mereka, yang menjamin bangsa ini selamat. Peristiwa nyata, perbuatan Allah yang ajaib menyelamatkan umat-Nya, terjadi ketika Yesus memberi makan Empat Ribu orang. Betapa jumlah yang banyak, yang memerlukan mujizat Yesus, datang dengan keterbatasannya, termasuk datang tanpa bekal dan perut lapar. Tidak ada yang dapat diandalkan, tidak ada tempat untuk mengisi perut, dan tentu sebagian orang tidak lagi memikirkan rasa laparnya, melainkan mujizat untuk sembuh dan terlepas dari bebannya. Tetapi Yesus, tidak abai pada persoalan orang banyak yang mengikuti-Nya, Ia ingin menolong mereka dari pergumulannya, sekaligus memenuhi kebutuhan pokok mereka, yaitu makan. Ia mengajak murid-murid-Nya, untuk menyampaikan pesan kasih Allah kepada orang banyak, bahwa kasih Allah mencakup keseluruhan hidup manusia.
Dari sini kita belajar, baik Yeremia, juga murid-murid Yesus, diajak Allah untuk menyampaikan maksud hati Allah yang penuh kasih, yaitu keselamatan kita. Sebab, Ia tahu, kita tidak mampu memperoleh keselamatan selain dari pada-Nya. Ia, Allah yang telah menyelamatkan Israel dari hukuman, dan kebinasaan, Ia juga Allah, yang di dalam Yesus menyelamatkan orang banyak dari kelaparan. Bukankah sekarang, kita juga diutus-Nya, untuk menjadi pewarta kasihNya, menyampaikan kepada sebanyak mungkin orang, keselamatan hanya ada pada-Nya? (TW).
Bacaan Alkitab: Imamat 19: 1-3, 13–18; Lukas 14: 7–14
Doa: Engkaulah ya, Tuhan, penyelamatku, perlindunganku, yang memelihara dan mengerti semua yang kuperlu. Amin.