Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku. Ulangan 32: 39
Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Roma 14: 8
Kepada siapa manusia akan menaruh rasa takut dan sungkan dalam kehidupan, biasanya bergantung bagaimana posisi atau status orang tersebut. Normalnya, antara seorang atasan dengan sesama pegawai, maka manusia akan menaruh hornat serta harapan besar kepada atasannya, karena menganggap bahwa jika dapat menyenangkan hati atasan, maka akan ada banyak manfaat yang dirasakan, hidup terjamin, bahkan upah atau gaji bisa cepat naik, dsb dibandingkan dengan menaruh hormat dan harapan kepada sesamanya yang adalah juga seorang pegawai, sehingga tak jarang manusia bersikap tak sesopan seperti sikapnya kepada atasan jika diperhadapkan dengan sesamanya yang adalah seorang pegawai.
Israel adalah bangsa yang kita tahu memiliki status special dibandingkan dengan bangsa lainnya pada saat itu, namun ternyata status itu sangatlah tidak cukup bagi bangsa Isarel untuk tetap hidup dalam iman dan percaya kepada Tuhan Allah. tidak jarang bangsa Isarel justru hidup dengan seenak hati mereka, bangsa Isarel seringkal mendua hati, bangsa Isarel seringkali hidup dengan tak menyembah Tuhan Allah, justru membuat beberapa patung disembah mereka dan mereka justru percaya akan segala tahayul yang bukan menjadi bagian dari pemberitaan nubuat Allah. Melihat kebiasaan bangsa Israel yang hidup dalam mendua hati inilah yang pada akhirnya Allah berbicara melalui Musa bahwa Tidak ada Allah selain Aku. Allah menegaskan bahwa tak ada satupun sosok Allah yang bisa mereka percaya selain Allah Sang Pencipta mereka.
Oleh karena Allah yang telah menciptakan kita, maka Allah jugalah yang mengerti bagaimana kita dan seperti apa kita ini. Allah melawat dan menjga kita sesuai dengan kapasitas kita yang telah dibuat Allah . Itu sebabnya Paulus dalam tulisannya kepada jemaat di Roma mengingatkan karena hidup ini bukanlah milik kita tetapi milik Allah jadi jangan pakai hidup ini dengan sembarangan seperti yang dilakukan Isarel saat itu, tetapi hiduplah untuk Tuhan dan mati juga untuk Dia, karena Tuhan Allahlah Sang Pemegang Kehidupan kita ini, bukanlah diri kita sendiri. Sehingga kalau berhasil jangn sombong, saat gagal jangan mneyerah karena semua yang terbaik Tuhan telah berikan dan telah Tuhan siapkan juga. Jadi papun yang terjadi, serahkanlah diri ini seutuhnya kepada Tuhan Sang Pemegang Kehidupan kita. (Deb)
Bacaan Alkitab: Lukas 2: (22-24) 25-38 (39-40); Yesaya 49: 13-16; Mazmur 57
Doa: Bapa, ampunialah kami karena kami seringkali tidak menaruh Engkau pada posisi-Mu yang sebenarnya di dalam kehidupan kami. Kami tak memposisikan Engkau sebagai Sang pemegang serta pengendali kehidupan kami. Amin