Bicaralah, TUHAN, hamba-Mu mendengarkan. 1 Samuel 3:9 (BIS)
Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Kisah Para Rasul 16: 14
Eko Saputera Poceratu, seorang sastrawan terkenal dari Maluku pernah berkata: ada dua tipe orang ketika mendengar. Ada yang hanya akan mendengar dengan telinga, tapi ada juga tipe orang yang mendengar dengan teliga juga dengan hati. Orang yang mendengar dengan telinga saja hanya mampu menjawab dengan lidah. Tetapi jika orang yang mendengar dengan hati, sudah pasti akan menjawab dengan rasa.
Kesediaan Samuel dipakai Tuhan dimulai saat ia memberikan telinganya untuk mendengar apa yang dikatakan Tuhan, kemudian langsung direspon dengan tindakan yang penuh dengan rasa dan kelembutan yang tampak dalam kalimat ‘Berbicaralah TUHAN, hamba-Mu mendengarkan’. Kesiapan diri Samuel mengantarnya mendengarkan baik-baik apa yang Tuhan sampaikan. Tuhan berbicara kepadanya tentang apa yang akan dilakukan di Israel. Sejak itu Samuel mengenal suara Tuhan, bahkan dikatakan “Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur”. Kesetiaanya dalam mendengar suara Tuhan mengantarnya menjadi pribadi yang luar biasa.
Setiap kali dalam situasi yang menghimpit kehidupan sekalipun biasakanlah untuk selalu berkata “Berbicaralah Tuhan” dan luangkanlah waktu untuk mendengar apa yang akan Tuhan bicarakan. Mari kembali mengingat saat-saat Tuhan berbicara kepada kita di masa lalu. Apakah kita masih mengingat dengan jelas apa yang Tuhan ucapkan? Selagi kita mendengar, telinga kita akan menjadi semakin peka sama seperti Lidia seorang perempuan dari Tiatira yang percaya kepada Yesus karena dia mau memberikan telinganya untuk mendengar ajaran-ajaran sehat yang disampaikan oleh Paulus. Di tengah-tengah kesibukan pekerjaannya sebagai penjual kain ungu, Lidia menyempatkan diri untuk mendengar ajaran Paulus, hasilnya adalah Lidia memberi dirinya dan bersama keluarganya untuk dibaptis. Mendengar dengan hati akan memampukan kita bangun dan melakukan tindakan untuk merespon suara Tuhan. (FAO)
Bacaan Alkitab: Yohanes 3: 17–21; 1 Tesalonika 2: 1-12
Doa: Tuhan Yesus, mampukanlah kami untuk semakin peka mendengar suara-Mu dan melakukan kehendak-Mu. Amin