Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepadaMulah kuangkat jiwaku. Mazmur 143: 8
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Markus 4: 38
Pernahkah bapak ibu medengar atau membaca tentang suku Samin atau sedulur sikep? Suku Samin adalah suatu komunitas masyarakat tradisional yang tersebar dihampir seluruh daerah Jawa tengah dan sebagian kecil Banyuwangi. Fakta menarik dari suku ini adalah ajaran hidupnya berupa “ilmu cukup” yang menjadi dasar seluruh kehidupan sehari-harinya. Kalau bisa berbagi, untuk apa menjual?, kalau bias jalan kaki, untuk apa menggunakan sepeda? dan kalau bias menggunakan lilin, untuk apa harus menyalakan lampu?. Kira-kira pertanyaan seperti itulah yang selalu mereka tanyakan, kepada orang lain yang tidak pernah merasakan kecukupan di dalam hidupnya.
Saudara yang terkasih, Ajaran yang relatif sama juga ditunjukkan oleh pembacaan kita dalam 1 Timotius 6: 6-7. Dalam potongan surat ini, Paulus menasihati Timotius agar memelihara jemaat yang dipercayakan kepadanya dan menjaga tabiat dan iman jemaat dari godaan dunia yang sedang mengincar keutuhan jemaat saat itu. Megingat konteks jemaat saat itu yang tidak terlepas dari strata, kekuasaan, golongan dan termasuk didalamnya adalah cinta yang berlebihan terhadap materi atau uang. Hal itulah yang menurut Paulus dapat menjadi sumber segala kejahatan yang siap mengincar iman jemaat sewaktu-waktu.
Kegelisahan akan kejatuhan ini juga dirasakan oleh Daud dalam potongan Mazmur 143: 8. Walaupun dalam konteks teks dan zaman kehidupan yang berbeda, Mazmur menuliskan dengan jelas bahwa Daud saat itu juga mengalami kegelisahan akan masalah hidup yang digambarkan dengan kata “musuh-musuh”, jika ia tidak hidup dalam perintah-perintah Tuhan. Fakta itu diperparah dengan banyaknya musuh-musuh yang siap menyerang Daud karena kapasitas Daud sebagai raja atau pemimpin atas seluruh tanah Israel. Oleh karena itulah, Daud selalu bertindak sebijaksana mungkin dan selalu berserah pada perintah Tuhan.
Dalam kehidupan kita saat ini, justru ajaran-ajaran inilah yang sering kita anggap remeh bahkan dilupakan. Sebagai manusia yang telah diselamatkan oleh Tuhan, kita justru melupakan ajaran-ajaranNya dan menghamba kepada kepentingan-kepentingan duniawi. Kita hanya takut akan kehilangan materi, status, atau jabatan, dibandingkan dengan ketakutan akan hilangnya relasi intim dengan Tuhan. Melaui pembacaan saat ini, kita diingatkan untuk hidup selasar dengan apa yang sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus. Keselarasan yang dimaksud juga berhubungan dengan penerapan bacaan Injil dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini menjadi penting agar Firman yang sudah kita baca dan dengarkan tidak berujung pada kesia-siaan belaka. (FPP)
Bacaan Alkitab: Lukas 14: (25-26) 27-33 (34-35); Yohanes 13: 36-38
Doa: Terima kasih Tuhan untuk segala berkat yang Engkau beri kepada kami dan ajarkanlah kami untuk selalu mengucap syukur atas berkat yang kami terima dariMu, Amin